Selamat Datang di Blog Andhika

Hanya sebuah blog, kalian bisa berkomunikasi dengan saya dengan cara menekan tombol kontak, ada di pojok kanan atas.

Youtube Download Windows Office 2019 Download PowerISO

Utama

Download

Download berbagai file dan beberapa script.

Read More

Film Gratis

Tonton film gratis tanpa bayar dan aman.

Read More

Sejarah Komputer

Read More

Tentang

Read More

Hasil yang dicari

Selasa, 15 Februari 2022

Larangan RAT(tes antigen cepat) di china

Larangan RAT(tes antigen cepat) di china






Di saat negara-negara Barat mengandalkan RAT(tes antigen cepat) sebagai alternatif untuk sistem pengujian PCR, Cina tetap menjadi salah satu dari sedikit negara yang hampir secara eksklusif hanya mengandalkan tes PCR untuk mengidentifikasi virus corona. 

Laporan media Cina menunjukkan setidaknya 10 jenis RAT yang diproduksi di Cina telah disetujui di negara-negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Kanada, dan Yunani. Padahal banyak RAT yang diproduksi di Cina belum disetujui di dalam negeri.Sejumlah ahli berpendapat, alasan mengapa Cina belum mulai meluncurkan RAT dalam skala massal adalah karena kegigihan negara itu dalam menegakkan strategi nol-Covid. "Penegakan Cina terhadap kebijakan nol-Covid di masa mendatang, menentukan tes antigen cepat mungkin tidak cukup efektif pada tahap saat ini," kata Xi Chen, seorang profesor kebijakan kesehatan dan ekonomi di Yale School of Public Health.Pakar lain setuju dengan penilaian Chen. 



Mei-Shang Ho, seorang peneliti di Institute of Biomedical Sciences di Academia Sinica di Taiwan menyebutkan, karena RAT tidak begitu sensitif terhadap viral load yang rendah, pengujian PCR adalah metode yang disukai untuk negara-negara yang menerapkan strategi mengidentifikasi semua kasus yang ada. 



Para ahli tampaknya setuju dengan fakta, selama Cina menjunjung tinggi strategi nol-Covid-nya, tidak mungkin Beijing mulai menggunakan RAT dalam skala luas. "Karena tes antigen tidak begitu sensitif terhadap beban virus yang rendah, kasus negatif palsu dapat mengancam strategi nol-Covid.Chi dari Oregon State University juga menunjukkan, tidak seperti Cina, negara-negara yang telah menggunakan RAT dalam jumlah besar, telah mengubah tujuan tindakan pengendalian pandemi menjadi pencegahan gejala serius dan kematian. "Jika tujuannya untuk mencegah gejala serius dan kematian, serta mencegah rumah sakit kelebihan beban, maka negara-negara ini tidak perlu terlalu peduli seberapa akurat tesnya," jelasnya. "Yang mereka pedulikan adalah mencegah jumlah infeksi agar tidak lepas kendali."Selain itu, faktor non-medis lainnya juga dapat berkontribusi pada keputusan Cina untuk tidak menggunakan RAT dalam skala besar, kata Chi. "Karena RAT sebagian besar dilakukan oleh warga di rumah, pihak berwenang di Cina mungkin kurang percaya pada hasil tes tersebut.

Dalam sebuah wawancara dengan China News Weekly yang dikelola pemerintah Cina, Bo-lin Tang, Direktur Penjualan Ningbo Dasky Life Science mengatakan, salah satu alasan mengapa RAT berkembang lambat di Cina adalah karena hampir tidak ada pasar untuk tes cepat. "Karena tes PCR dipandang sebagai standar emas di Cina dan kapasitas pengujian negara itu dapat memenuhinya, tidak ada ruang untuk tes antigen cepat," menurutnya.

Salah satu solusi menggabungkan manfaat tes RAT dan PCR mungkin ada di depan mata bagi warga negara Cina. Dalam studi peer-review yang diterbitkan dalam jurnal Nature Biomedical Engineering pada hari Senin (14/02), para ilmuwan Cina dari Universitas Fudan Shanghai mengatakan, mereka telah mengembangkan tes COVID-19 yang dapat memproses hasil seakurat tes PCR dalam waktu kurang dari empat menit. Para peneliti mengumpulkan sampel hidung dari 33 pasien PCR-positif COVID-19, 23 pasien PCR-negatif, enam pasien positif influenza, dan 25 sukarelawan sehat. 

Tes tersebut secara akurat memproses semua kasus tanpa kesalahan dalam waktu kurang dari empat menit, menurut penelitian tersebut, hal itu hanya akan membuat perbedaan jika tingkat akurasi 100% dapat bertahan dalam uji sampel yang lebih besar. Chunhuei Chi meyakini, RAT mungkin tidak akan mendapatkan kepercayaan dari otoritas Cina dalam waktu dekat. "Dengan asumsi bahwa Cina perlahan-lahan akan mempertimbangkan untuk menjauh dari strategi nol-Covid setelah peristiwa politik besar musim gugur ini, RAT mungkin mulai dianggap lebih serius oleh otoritas Cina mulai saat itu," menurutnya. Chen dari Yale juga menganalisis, kapasitas manufaktur Cina untuk RAT mungkin memainkan peran yang lebih penting dalam tindakan pengendalian pandemi di masa depan. "Kapasitas produksi yang besar untuk tes antigen, akan menjadi lebih penting karena strategi nol-Covid Cina akhirnya bergeser," menurutnya. 


 Sumber: detik.com

Minggu, 13 Februari 2022

Vaksin Covid-19 Mengandung Sitotoksik, Apakah HOAX?

Vaksin Covid-19 Mengandung Sitotoksik, Apakah HOAX?

 Apakah Vaksin Covid-19 Mengandung Sitotoksik?



Pengertian Sitotoksik


Sebelum saya menjelaskan berita tersebut HOAX atau tidak alangkah baiknya kita harus paham terlebih dulu apa itu Sitotoksik. Kata Sito berarti "Sel" sedangkan "toksik" adalah racun. Jadi, Sitotoksik merupakan zat yang dapat mengakibatkan kerusakan pada sel





Penjelasan


Beredar sebuah postingan  di Instagram yang berbahasa inggris memberikan pernyataan bahwa protein lonjakan pada Covid-19 bersifat Sitotoksik.

Faktanya, dilansir dari reuters, para ahli di Meedan Digital Health Lab menyebutkan bahwa sejauh ini tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa protein lonjakan yang dibuat dalam tubuh dari vaksin Covid-19 beracun atau merusak organ tubuh. Penelitian menunjukkan bahwa protein lonjakan tetap menempel pada permukaan sel di sekitar tempat suntikan dan tidak melakukan perjalanan ke bagian lain dari tubuh melalui aliran darah. 1% dari vaksin yang mencapai aliran darah dihancurkan oleh enzim hati.

Anna Durbin seorang Professor Kesehatan Internasional menjelaskan, ketika kita di vaksinasi, sel menggunakan mRNA (messenger RNA) untuk membuat protein lonjakan yang menunjukkan sistem kekebalan. Protein lonjakan tidak membunuh sel-sel itu dan tidak sitotoksik. Sel yang merupakan bagian dari sistem kekebalan kemudian melihat protein lonjakan dan mengingatnya sehingga jika ada paparan virus nanti, mereka dapat mengenalinya dan membunuh sel yang terinfeksi.

Inti


Jadi, pada intinya vaksin covid-19 sama sekali tidak mengandung Sitotoksik dan sangat aman untuk digunakan. Mari kita menyadari pentingnya vaksinasi agar terhindar dari wabah virus covid-19 ini. Dan juga ingat untuk selalu menyaring informasi yang ada di Internet ataupun di lingkungan sebelum kita meng-sharing informasi tersebut. 



Berita tersebut adalah HOAX.

Page Views

12
Komentar telah terkirim ke gmail
5000 Kode
Blog ini memiliki lebih dari 5000 kode
431 Orang
Telah melihat blog ini

Team Terbaik Kami

Indonesia
Andhika
Programmer
Indonesia
Oka
Consultant
Indonesia
Iken Arya
Tester
Denmark
Shroud
Tester

Kontak

Tanyakan saya

Tanyakan saya apapun itu, kalau bisa...saya akan membalasnya balik, mohon maaf bila tidak di balas karena saya bukan robot yang bisa online 24/7, selain itu kalian bisa juga email saya winata7719@gmail.com

Online:

Jam 7 - 9 malam

Nomor HP:

0859642825**